Tanda dan Gejala
Reaksi anafilakstik sangat bervriasi dalam berat dan lamanya gejala. Beberapa reaksi muncul dalam hitungan jam dan yang lain muncul setelah 24 jam
Pasien yang menderita anafilaksis memiliki reaksi satu atau lebih dari gejala berikut:
- angio-oedema
- urticaria
- dyspnoea
- hypotension yang disebabkan karena vasodilatasi dan kehilangann plasma dari kompartemen darah.
Gejala lain terdiri dari:
- rhinitis
- konjunctivitis
- abdominal pain
- muntah
- diare
- pucat
Pengkajian
Pemerisaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik haru dilakukan pada kesempatan pertama bertemu pasien. Riwayat kesehatan sebelumnya samap pentingnya dengan reaksi yang sedang berlangsung..
Harus disadari bahwa pasien dapat saja meningggalyang disebabkan karena reaksi anafilaksis.
Pendekatan ABCDE
Airway
- pastikan kepatenan jalan napas
- atur posisi pasien
- siapkan gudel atau nasofaringeal jika perlu
- pertimbangkan untuk melakukan instubasi jika pasien tidak dapat mempertahankan jalan napas.
Breathing
- berikan oksigen tekanan tinggi
- monitoring saturasi oksigen untuk mempertahankan saturasi diatas 92%
- monitor frekuensi napas
- kaji ventilasi dengan bag valve mask jika perlu
- ukur Peak Expiratory Flow Rate (PEFR)
- pertimbangkan pemberian nebulise Salbutamol melalui oksigen
Circulation
- lakukan pemberian intravena
- monitoring jantung
- rekam EKG
- monitor tekanan darah setiap 5 menit
- jika hypotensi (BP <>
- Berikan 1:1,000 0.5 ml (500 mcg) IM.
- Ulangi pemberian adrenalin dalam waktu 5 menit jika tidak ada perubahan klinis.
Disability
Kaji dengan menggunakan AVPU atau Glasgow Coma Scale:
A – alert (kesadaran)
V – respon terhadap perintah verbal
P – respon terhadap nyeri
U – unresponsive/tidak berespon
Exposure
- perhatikan adanya kemerahan dan luka pada kulit
- jika tidak yakin dengan penyebab, cari tanda adanya gigitan serangga, dan ular.
Tanda ancaman kehidupan
- stridor
- wheezing
- cyanosis
- tachikardi
- penurunan capillary refill time (CRT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar